Kenangan Bersamamu
KENANGAN TERINDAH YANG TAK BISA DIUNGKAP
Aku sungguh tak mau mengingatnya
Karena akan terasa sakit,,
Aku tak mau merasakannya lagi
Aku,,,,, aku tak bisa berkata
Apa yang harus kulakukan?
Katakanlah padaku
Aku sungguh tak mengerti
Semua tentang kita,, aku tak mengerti
Aku lupa semua itu,,
Yang aku tau hanya tentang hatiku
Hati yang menyakitkan
Karena kau berubah
Bukan karena aku terlalu menyayangimu
Hari yang tenang dengan penuh kesepian, semua kulewati dengan hati yang begitu memesona. Aku sayang kakak. Karena aku begitu merasakannya, hatiku menjadi sakit. Bukan tak mengerti perasaanmu, tapi aku hanya tak bisa melupakan semuanya. Kalau aku menyukai dirimu juga kenapa? Apa aku terlalu jahat padamu hingga kau membenciku seperti ini?
“Kak,, katakan padaku yang sesungguhnya. kenapa kau begitu berubah?” aku terdiam dalam kata, tak mampu mengatakan padanya karena aku sungguh tak mengerti apa yang sedang terjadi. Aku mencoba tegar dalam suasana itu. Tempat duduk yang terbiasa penuh dengan canda tawa ternyata tak membawaku ke suasana yang telah aku jalani dengannya dulu. Tak ada kata apapun yang dia ucapkan untukku. Dia hanya termenung dalam tempat duduknya. Aku juga tak mengatakan apapun karena sedang mencoba untuk tak menitikan airmata.
Waktu bergulir cukup lama,kita hanya terdiam dalam kehanyutan hati yang syahdu sore itu. Dengan penuh keberanian, aku coba berkata padanya. “kak, apakah kau baik-baik saja?” dia tak menjawabnya, hanya mengulas sedikit senyum untukku. Aku harap tak ada sesuatu
apapun yang terjadi dengannya. Aku pun coba memberi senyum penuh keraguan untuknya. Suasana sedikit berubah, kita mulai berbincang-bincang. Walaupun tak seperti suasana hati yang biasanya, tapi aku sedikit senang setidaknya itu membuat aku lega. Mengapa kita seperti orang yang baru kenal kak? Terasa asing dengan segala tingkahnya, membuat aku sakit.
“Kak, jika kau mengerti, aku hanya ingin dekat denganmu saja tak pernah inginkan yang lebih dari itu. Memang kita tak harus bersama, tapi aku ingin kau temani aku. Aku hanya ingin kau jadi kakakku. Itu saja yang aku inginkan,tak bermaksud lebih. Aku sungguh tak pernah ingin membuatmu sedih dan sakit kak. Tapi kenapa aku masih membuatmu sedih juga hingga kau ingin jauh dariku? Aku hanya takut kau akan melupakanku “ aku bergumam dalam hati tak berani mengungkapkan kepadanya. Dan hanya bisa terdiam menunggu suasana berganti, dan berharap suasana itu segera berlalu.
“hai,, sedang apa kalian?”sapa Eren. Aku hanya memberinya senyum, dan kulihat kakak juga hanya membalasnya dengan senyum. Kita bertiga duduk di kursi bambu saat itu. ku lihat Eren dengannya bergurau sambil tertawa. Aku sebenarnya tak mampu tersenyum melihat semua itu, tapi aku hanya ingin semuanya terlihat baik. Dengan terpaksa aku pun mencoba tersenyum jika mereka sedang tertawa bersama.
Aku hanya bisa diam, termenung dalam suasana yang hanya membuatku sakit. Bukan sakit karena aku menyayanginya tapi terlalu sakit karena dia begitu berubah. Aku ingin dia seperti yang dulu lagi ketika bersamaku. Aku sungguh tak mampu merasakannya lagi saat itu. Aku meninggalkan mereka, dan bergegas pergi kekamar karena ingin menangis. Aku tak sanggup menahannya lagi, aku tak kuasa membendung air mata yang akan terjatuh terkulai di kelopak mataku. Aku kenapa menangis? Mengapa menangis? Aku terisak-isak karena menyesal telah melukai hatinya hingga dia berubah kepadaku. “kakak,, maafkan aku……….maafkan aku kak,,,,,,,”
“kau kenapa menangis, Ran?”suara Eren mengagetkanku ketika terisak-isak. Aku mencoba mengusap air mata yang bercucuran di pipi. Aku sungguh ingin memeluknya, tapi aku tak berani karena takut membuatnya sedih. Aku tak ingin dia sedih juga karena perasaanku. Aku tak berkata apapun kepadanya karena masih ingin menangis. Rupanya dia pun juga terhanyut dalam perasaanku, hingga dia mencoba membuatku tenang. Aku pun segera mengulas sedikit senyum untuknya, mencoba bohong pada perasaanku agar dia senang melihatku dan tak terlalu mengkhawatirkanku.
“sudah lupakan saja ran, jangan terlalu sedih. Mungkin dia sedikit ada masalah jadi berubah kepadamu” Eren kembali berkata kepadaku. “Apa dia benci aku?” aku tak sadar telah berkata. “aku enggak tau ran kalau masalah itu, kamu yang lebih ngerti dia. Mending kamu temui dia lagi sekarang, dia tanyain kamu”katanya lirih, mungkin karena tak tau harus berkata apalagi kepadaku. “ aku enggak mau temui kakak lagi”jawabku sambil menghela napas. “ayolah, kasihan Ary duduk sendirian disana. Dia lagi tungguin kamu tu”Eren mencoba berkata lagi kepadaku. Kemudian dengan langkah terkekang aku mencoba menghampiri kakak.
“ada apa kak? mengapa menyuruhku kesini?”tanyaku gugup. “siapa yang suruh, aku enggak tu”ejeknya. “huhhh,, kakak nyebelin. kenapa kemarin enggak pernah kasih kabar buat aku? Kakak jahat..”keluhku. “udah tau kenapa bilang”jawabnya menyindirku. Dia memang selalu begitu sama aku, terlalu cuek tak tau apa yang dipikirkannya. Kakak… Dia itu orang paling beda yang pernah aku kenal selama ini. Dia baik banget, tapi cueknya tingkat tinggi sampai kadang aku benci sama dia. Huhhft,,,, tapi yang paling aku seneng, dia itu perhatian banget. Pokoknya dia itu spesial banget lah buat aku.
“kak,, aku tu tanya bener, kenapa jawabnya gitu”tanyaku lagi dengan suara keras mungkin karena sudah terlalu kesal sama kakak. “ada lah… rewel banget kamu”ucapnya sambil senyum. Dia tu kebiasaan banget bilang aku rewel. Padahal aku fikir aku tu pendiem banget. Aku mencoba menghela nafas panjang penuh kesabaran. “aku pingin pukul kakak, aku udah benci banget tau gag sama kakak tu”ancamku kepadanya. “ya situ, aku gag takut wee….”ledeknya menghiraukanku. “oke,,, “ jawabku sambil menghampirinya dan mencoba memukulnya. “percuma saja kamu pukul aku, toh kamu malah yang sakit. Pukulanmu tu engak terasa”himbaunya. Dengan muka cemberut aku pun kembali ke tempat dudukku.
“nah, gitu dong kan kelihatan akrab.hehehe….”suara Eren mengagetkanku. Aku kembali terdiam karena tak tahu harus berkata apa. Aku dengar Eren dengan kakak bercerita entah hal apa. Aku coba tak mendengarkannya, karena aku takut dimarahin kakak. Katanya aku gag boleh ikut-ikutan. Jahat banget kan dia? Hm,,, memang dia jahat sama aku, mungkin karena aku selalu bikin ulah sampai dia sering benci sama aku . Ya sudahlah biarkan saja yang penting kakak seneng, aku juga seneng kok.
“aku mau pulang dulu ya. Katanya kalian mau main”kata kakak mengagetkanku. Aku cemberut lagi, aku masih pingin sama dia malah buru-buru pulang. “ ya sana pulang” jawabku kesal. ”kamu liat sendiri kan ren, Rani tu selalu bkin aku benci. Sering banget ngusir kalau aku udah main”kesalnya membalasku. Dan aku hanya bisa cemberut, Eren pun hanya menjawabnya dengan senyum. Aku lihat kakak berpamitan kepada Eren dan dia menghampiriku juga. Sebenarnya belum mengharap dia berpamitan kepadaku. Tapi harus bagaimana lagi, aku tak mungkin mencegahnya. Dengan penuh keberatan, aku melepaskan dia untuk pulang . Dan tinggalah aku bersama Eren.
Aku dan Eren bersiap-siap untuk main ke rumah saudara. Seusai sampai, kita bermain bersama sampai waktu malam tiba menjelang. Karena terasa letih, aku dan Eren mencoba memejamkan mata. Tapi mengapa tak bisa? Mungkin karena terlalu dingin, mungkin juga karena teringat kakak. Di balik selimut tebal yang menghangatkanku, aku sungguh teringat dia. Aku kangen kakak. Kakak,,, aku pingin pulang biar bisa ketemu lagi. Karena teringat aku menjadi tak tertahankan lagi untuk menangis. Sungguh sangat melelahkan dan memilukan kisah kita, hingga kita terlelap begitu pulas.
MATAHARI DI SORE HARI YANG MENYEJUKKAN
Hati yang suci sungguh telah menghilang
Terbenam bersama matahari yang indah di kala itu
Aku mencoba merasakan kesejukan dalam jiwa
Dalam hati tak begitu indah
Karena memang sangat memilukan
Tapi ku coba tak larut dalam kesedihan
Bersama di dekatnya,,,
Dan tak pernah kurasakan
Karena memang berbeda
Raganya tak mampu larut dalam hatiku
Pagi hari yang cerah , di balik tirai jendela tercecah sinar sunyi dan terhembus angin sejuk. Tertiup suara rintihan bunyi gelitik dan terdengar kicauan burung memberi seuntai harapan untuk bersamanya. Di sebuah kamar yang tak sesunyi malam itu , aku terbangun karena teringat kakak. Dan aku segera bergegas untuk mengucapkan selamat pagi untuknya.
“hallo,, kakak…. ayo bangun. Udah siang tu”aku mencoba berkata padanya dalam telepon. “hm…..”jawabnya letih. Aku mengerti kalau dia baru saja bangun dari tidurnya, mungkin karena terlalu lelah. “kak, kita ketemu hari ini. Kakak kesini… ya kak?”ucapku berusaha membangunkannya. “ha? Mau apa? Aku baru bangun. Nanti saja!”jawabnya kaget. “hm,,, ga mau.mesti sekarang! Kak, ayo kesini… aku sendirian, aku takut..”manjaku membujuknya biar kakak mau temenin aku. “ya…ya… aku mandi dulu. Nanti aku kesitu”jawabnya sedikit kesal. “ye,,, asyik. Aku tunggu kak… mandinya buruan ya”teriakku senang. “iya.. kamu tunggu saja di bawah”jawabnya menegaskan. “sipp kak,,,bye. Sampai ketemu nanti”ujarku untuk segera menutup teleponku. “bye”sambungnya.
Terdengar bunyi sepeda motor di depan rumah. Aku bergegas turun membuka pintu seraya menyambut kakak. Ku untai senyum hangat untuknya. Dan dia pun membalas senyumku. Wah….sungguh indah. Dia pun menghampiriku. kita berdua duduk bersama di kursi bambu panjang itu. Aku sungguh masih teringat saat-saat indah bersamanya. Duduk disampingnya sangat membuatku tenang. “kak,,, ayo main…”bujukku kepadanya sambil menendangnya berkali-kali. “ mau main kemana?”jawabnya tak bersemangat seraya melototiku.”hmmm,,, pokoknya main”ku coba berkata lagi biar dia kesal. “iya,, tapi kemana?”kesalnya. “ke pantai mau enggak? Kalau enggak kita ke bukit. Terserah kakak saja yang penting kita main. Aku bosen di kamar terus. Ayo kak,,,”jawabku. “ya,,, ayo…”jawabnya memberontakku. Dengan senang hati, aku bergegas ke kamar mengambil tas kesukaanku yang berwarna kuning itu. Dan tak lupa juga untuk membawa sweater coklat karena takut kedinginan di jalan.
“aku udah siap kak. Ayo berangkat… kita ke bukit kan?”ucapku seraya mendekati kakak yang sedang menyalakan sepeda motornya. Kita melaju pelan, merasakan keindahan alam sepanjang jalan yang kita lewati. Sesampai disana, kita pergi shalat bersamatapi tak lama kemudian kami pun pulang. Dengan penuh penyesalan, kita pulang dengan muka yang tak senang. Rasanya tak ada harganya kita tertatih-tatih pergi ke bukit itu. Tak ada yang indah di bukit sana. tapi lupakan sajalah…
Di sepanjang jalan pulang entah ingin kemana kita akan pergi,terbesit gurau dalam angan tapi tak pernah terbalaskan. “kakak…. kita kepantai saja. Mau kan kak?”ajakku kepadanya untuk tak membuatnya kecewa.”kita main-main saja ya.. enggak usah ke pantai, udah terlalu sore”jawabnya sedikit menghiburku. “iya kak”ku untai kata dalam senyum untuknya agar hati merasa senang.
“kak,, kita mau kemana? Kita disini saja”kataku tak mau meninggalkan tempat secantik itu. Desa yang indah, walau terasa asing tak mengapa karena hati terlalu senang. “lihat saja nanti”jawabnya membuatku penasaran. Tibalah kita di suatu tempat dan aku tercengang melihat ke segala penjuru arah. Dalam benak ingin bertanya aku berada dimana, namun hati tak mampu mengungkapkannya. Ku ikuti langkah kakak yang berjalan naik dan tibalah kita di sebuah undakan yang cukup tinggi. Aku berdiri seraya terkagum-kagum karena terpesona melihat alam yang begitu indah. Banyak pohon rindang disana, dan terlihat sungai yang terseok-seok. Sungguh cantik, berada di tempat itu bersama orang yang kita sayang dan tak mungkin akan menyesal. Tak pernah bisa kulupakan saat indah bersamanya. Kakak… terima kasih tlah memberiku kenangan yang indah dan aku harap akhir nanti kita tak akan melupakan satu sama lain.
Kita beranjak untuk naik lagi. Jalan berundak-undak kami tempuh dengan letih. Huhh,,, rasanya aku tak ada tenaga lagi untuk menaikinya. “hmmm,,,, capek”keluhku. “sini kakak bantu naik”balasnya seraya memegang tanganku untuk membantukku naik ke bukit itu. “wuahhh,,,, bagus banget. Ini dimana kak?”kataku terkagum-kagum. “ini bukit karst”balasnya cuek.
“kakak kapan kesini?”tanyaku lagi. “kemarin.. coba lihat sunset itu. wah bagusnya. Aku foto ah”ucapnya “wah,,,, bagus banget kak…”balasku sambil melihat matahari yang begitu merona karena nampak kemerah-merahan. “kak,kalau fotonya ada aku pasti lebih bagus ,hehehe”usilku meledeknya. “gag boleh”tegasnya. “hm… gitu kan. Jahat banget sama aku”jawabku kesal.
Terlontar rasa dalam hati tuk berfikir sejenak. Melepaskan kerinduan dengannya, karena sudah lama tak bersamanya. Hatiku bak pelita kegelapan dalam sang surya yang sedang bersinar cerah ceria. Canda dan tawa tak terlihat sedikitpun saat itu, hanya ada rasa haru yang terperikan. Tak mengerti apa yang sedang dia rasakan. Rahasia itu telah terkelabuhi oleh hati dan hanya tersimpan dalam angan belaka. Jika tak ada tanda tak mengapa, hanya yang ku harapkan akan tersimpan dalam memori hati selamanya. Saat-saat bersamamu tak akan pernah terhapuskan dan akan ku bawa dalam kehidupan mendatang.
Hujan Mengingatkan Memori Yang Penuh Kenangan
Tercucur rintikan hujan
Membasahi jiwa dalam sebuah cerita
Teringat akan masa indah bersamanya
Khayalku sungguh jauh dalam angan
Akankah terulang kembali?
Harapanku takan pernah sirna
Ku yakin semua akan berakhir indah
Walaupun terasa sulit
Akan ku jalani semua ini
Demi hatiku,,,
Dan juga demi hatimu
Tertegun ku memandang tetes air yang telah membasahi relung hati.terusik alunan puisi yang terdengar dalam bias suara membuat hatiku terkubur dalam kesedihan karena terlalu rindu saat bersamanya. Aku terasa lelah untuk memikirkan hatinya yang begitu berubah kepadaku.
Aku tak pernah ingin memikirkanmu. Untuk apa semua itu ku lakukan? Apakah dengan memikirkanmu kau akan seperti dulu lagi? Bukankah kau telah berubah? Aku mengerti semua itu, jangan kau katakan lagi kepadaku. Aku mengapa tak bisa membedakan rasa cinta atau benci kepadamu? Dan tentang hatimu aku tak pernah mengerti. Apa yang sebenarnya kau rasakan kepadaku?
Kakak,, andai kau mengerti aku sedang memikirkanmu. Apakah kau disana juga memikirkanku? Apa kakak ingat saat bersamaku? Aku pingin main lagi sama kakak….
Aku kangen kakak…………..
Aku tak mengerti yang sedang kau fikirkan dan kau rasakan kepadaku. Kak, mengapa tak pernah berkata sedikitpun untukku? Apa tak ada yang perlu kau katakan kepadaku? Kak, sebenarnya aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu, tapi aku yakin kau tak mau mendegarkannya. Kakak, kau pergi kemana? Kapan kau kembali? Jika kau melupakanku, aku bagaimana? Aku sungguh takut kakak lupain aku. Kak, jangan pernah lupain aku.
Kak, masihkah kau ingat tentangku? Bukannya aku adikmu yang paling kau benci? mengapa kau tak ingat itu? mengapa kau melupakan aku begitu cepat? Apa kakak tak rindu kepadaku yang hanya bisa membuat kakak marah dan sedih? Mengapa tak ingat sedikitpun kepadaku? Padahal aku selalu merindukanmu. Kak, kalau benar ada kehidupan mendatang bukannya kau ingin menjadi matahari? Apa kau masih ingat aku ingin menjadi apa? Kak, aku ingin jadi bintang hatimu. Kala malam datang saat kau tertidur lelap, aku yang akan menjagamu. Aku pun berharap kau akan menjagaku ketika aku terlelap di siang hari. Sinarmu yang akan menghangatkanku. Kak, aku benar masih ingat semua tentangmu tapi mengapa kau melupakanku? Kak, aku ingin kau selalu bersamaku dan menjagaku. Bukan karena aku tak bisa hidup tanpa kamu kak, tapi karena aku sayang kamu..
Kak, aku pingin lihat bintang lagi bareng lagi. Pakai sweater kakak kalau aku dingin. Aku kangen semua itu. kakak, dulu sering banget ucapin selamat malam sebelum aku tidur. Setelah kita main bersama, pasti juga tanyain aku bagaimana. Aku seneng kakak khawatirin aku. Aku kangen kamu yang dulu kak….
Kak, masih ingat juga kalau kita sering pergi jalan-jalan malam sampi nunggu pagi? Kak, kapan kita bisa bersama lagi. Walaupun tak tentu arah, tapi hatiku selalu ada denganmu. Aku tak pernah berharap hatimu untukku, tapi selalu berharap hatimu selalu denganku. Kak, bukankah kau tak pernah bisa melihatku menangis. Kak, aku mengerti semua hatimu. Kamu khawatirin aku? Tapi mengapa sekarang tak pernah lagi. Kenapa tak ada kabar? Kak, bukannya dulu kalau kamu sering kasih sweatermu buat aku? Kakak rela hujan-hujanan tanpa sweater karena khawatir kepadaku. Kak, masih ingatkah tentang itu, apa kau melupakannya? Kak.. Aku harap kau selalu mengingatnya,walaupun terasa sakit juga kenapa? Demi hatiku apa kau ingin mengingatnya?
Kak, masih ingatkah jika aku selalu memaksa kakak untuk mengerjakan tugasku karena aku selalu berkata tak bisa? karena ingin bersamamu aku menjadi berkata bohong. Kakak,,,,, maaf… maafkan aku… Dulu kenapa kakak tak pernah berani memarahiku. Apa karena kau takut membuatku sedih hingga aku menangis? Kak, kau selalu bisa menghiburku ketika aku sedih. Aku pingin ketemu kakak lagi. Aku pingin lihat senyum kakak. Apa kau tak ingin bertemu denganku? Aku sekarang tak mengerti hatimu dan perasaanmu, mengapa kau tak memberitahukannya kepadaku? Kak,, aku sayang kakak……….
Lihatlah aku, merongrong hidupku sendiri
untuk mengidupkan waktu
sulitnya melupa kenangan tentang dulu
sungguh tak dapat terelakan lagi
lihat aku, jerit seorang adik yang menyayangi kakaknya
melindungi kenangan, hanya demi sesosok bayangan
yang mungkin tak jelas asalnya
menyalakan lilin kecil, dalam kobaran api di sudut hati
aku, akulah yang lalai, yang nanar, yang santai, yang lari, yang diam, dan aku jua yang tersentuh oleh angin
zaman membesarkanku, waktu memujaku dengan keterbatasan
masa melupakanku, dengan wajah tak bermaaf bengis, jelek, rapuh, itulah sifatku
hati ini ragu atas rasaku sendiri
tapi akankah aku, merindukan kenangan lagi, meratapi hidup…
berartikah sayangku?
Bermaknalah pengorbananku?
Sesaat aku termenung, memikirkan semua itu
Tetap, aku tak tahu
Kak, kapan kita main ke pantai lagi?
Aku pingin kita pergi ke pantai bareng kayak dulu waktu tahun baru. Kak, aku beruntung banget udah bisa kenal kakak, bisa rasain jadi adiknya kakak. Bisa buka lembaran tahun baru sama kakak. kau ingatkah tentang itu?
Dulu kita sungguh seperti kakak adik. Begitu akrabnya mungkin membuat semua orang iri.
Kakak, kau boleh membenciku tapi aku mohon jangan pernah menjauhiku karena akan terasa sakit. Aku sungguh sakit. Kak,
Kau boleh membenciku, tapi aku harap kau takan pernah melupakanku yang selalu membuatmu sakit dan sedih. Jangan pernah melupakan semua kenangan tentang kita walaupun itu sungguh pahit.
Terbayang lagi, akan sikapmu
Teringat selalu,
Bayang manis senyummu
Hampir ku tak mengenalimu
Dari mimpi yang selimuti tidurku
Saat ini, aku bermimpi
Nanti, aku berkhayal
Esok, aku terbayang engkau
Karena sayangku yang begitu dalam padamu
Wajahmu, bebaskanku dari keterpurukan
Ragamu, lepaskanku dari kepenatan
Waktu bersamamu, besar hiburmu dari kesedihan
Kakak, mengapa kau menyakitiku? Aku mengerti semua tentangmu. Kau tak pernah bisa membuat orang menderita dan merasa sakit. Mengapa sekarang berubah? Kau siapa? Kau bukan kakak yang dulu aku kenal bukan? Kakakku tak mungkin sejahat itu. tak mungkin tega melakukan itu semua.
Dear, kakak..
Kak, aku tak tahu harus berkata apalagi. Aku hanya ingin berkata kalau aku,, aku sungguh rindu padamu. Aku ingin bersamamu, kak. Beri aku kesempatan untuk bersama lagi, aku ingin mengatakan sesuatu padamu. Aku harap kakak mengerti perasaanku. Hatiku sakit karena kakak jauh dariku.
Kak,,,,,,,,, aku tak bisa melupakanmu. Percayalah semua akan baik asalkan kau berada disini. Jika tak ada dirimu disampingku lalu apalah artinya hidup ini? Karena ada dirimu, hatiku menjadi tak tersakiti. Aku harap kita akan bersama lagi seperti yang dulu.
Aku kangen kakak………..
KENANGAN TERINDAH YANG TAK BISA DIUNGKAP
Aku sungguh tak mau mengingatnya
Karena akan terasa sakit,,
Aku tak mau merasakannya lagi
Aku,,,,, aku tak bisa berkata
Apa yang harus kulakukan?
Katakanlah padaku
Aku sungguh tak mengerti
Semua tentang kita,, aku tak mengerti
Aku lupa semua itu,,
Yang aku tau hanya tentang hatiku
Hati yang menyakitkan
Karena kau berubah
Bukan karena aku terlalu menyayangimu
Hari yang tenang dengan penuh kesepian, semua kulewati dengan hati yang begitu memesona. Aku sayang kakak. Karena aku begitu merasakannya, hatiku menjadi sakit. Bukan tak mengerti perasaanmu, tapi aku hanya tak bisa melupakan semuanya. Kalau aku menyukai dirimu juga kenapa? Apa aku terlalu jahat padamu hingga kau membenciku seperti ini?
“Kak,, katakan padaku yang sesungguhnya. kenapa kau begitu berubah?” aku terdiam dalam kata, tak mampu mengatakan padanya karena aku sungguh tak mengerti apa yang sedang terjadi. Aku mencoba tegar dalam suasana itu. Tempat duduk yang terbiasa penuh dengan canda tawa ternyata tak membawaku ke suasana yang telah aku jalani dengannya dulu. Tak ada kata apapun yang dia ucapkan untukku. Dia hanya termenung dalam tempat duduknya. Aku juga tak mengatakan apapun karena sedang mencoba untuk tak menitikan airmata.
Waktu bergulir cukup lama,kita hanya terdiam dalam kehanyutan hati yang syahdu sore itu. Dengan penuh keberanian, aku coba berkata padanya. “kak, apakah kau baik-baik saja?” dia tak menjawabnya, hanya mengulas sedikit senyum untukku. Aku harap tak ada sesuatu
apapun yang terjadi dengannya. Aku pun coba memberi senyum penuh keraguan untuknya. Suasana sedikit berubah, kita mulai berbincang-bincang. Walaupun tak seperti suasana hati yang biasanya, tapi aku sedikit senang setidaknya itu membuat aku lega. Mengapa kita seperti orang yang baru kenal kak? Terasa asing dengan segala tingkahnya, membuat aku sakit.
“Kak, jika kau mengerti, aku hanya ingin dekat denganmu saja tak pernah inginkan yang lebih dari itu. Memang kita tak harus bersama, tapi aku ingin kau temani aku. Aku hanya ingin kau jadi kakakku. Itu saja yang aku inginkan,tak bermaksud lebih. Aku sungguh tak pernah ingin membuatmu sedih dan sakit kak. Tapi kenapa aku masih membuatmu sedih juga hingga kau ingin jauh dariku? Aku hanya takut kau akan melupakanku “ aku bergumam dalam hati tak berani mengungkapkan kepadanya. Dan hanya bisa terdiam menunggu suasana berganti, dan berharap suasana itu segera berlalu.
“hai,, sedang apa kalian?”sapa Eren. Aku hanya memberinya senyum, dan kulihat kakak juga hanya membalasnya dengan senyum. Kita bertiga duduk di kursi bambu saat itu. ku lihat Eren dengannya bergurau sambil tertawa. Aku sebenarnya tak mampu tersenyum melihat semua itu, tapi aku hanya ingin semuanya terlihat baik. Dengan terpaksa aku pun mencoba tersenyum jika mereka sedang tertawa bersama.
Aku hanya bisa diam, termenung dalam suasana yang hanya membuatku sakit. Bukan sakit karena aku menyayanginya tapi terlalu sakit karena dia begitu berubah. Aku ingin dia seperti yang dulu lagi ketika bersamaku. Aku sungguh tak mampu merasakannya lagi saat itu. Aku meninggalkan mereka, dan bergegas pergi kekamar karena ingin menangis. Aku tak sanggup menahannya lagi, aku tak kuasa membendung air mata yang akan terjatuh terkulai di kelopak mataku. Aku kenapa menangis? Mengapa menangis? Aku terisak-isak karena menyesal telah melukai hatinya hingga dia berubah kepadaku. “kakak,, maafkan aku……….maafkan aku kak,,,,,,,”
“kau kenapa menangis, Ran?”suara Eren mengagetkanku ketika terisak-isak. Aku mencoba mengusap air mata yang bercucuran di pipi. Aku sungguh ingin memeluknya, tapi aku tak berani karena takut membuatnya sedih. Aku tak ingin dia sedih juga karena perasaanku. Aku tak berkata apapun kepadanya karena masih ingin menangis. Rupanya dia pun juga terhanyut dalam perasaanku, hingga dia mencoba membuatku tenang. Aku pun segera mengulas sedikit senyum untuknya, mencoba bohong pada perasaanku agar dia senang melihatku dan tak terlalu mengkhawatirkanku.
“sudah lupakan saja ran, jangan terlalu sedih. Mungkin dia sedikit ada masalah jadi berubah kepadamu” Eren kembali berkata kepadaku. “Apa dia benci aku?” aku tak sadar telah berkata. “aku enggak tau ran kalau masalah itu, kamu yang lebih ngerti dia. Mending kamu temui dia lagi sekarang, dia tanyain kamu”katanya lirih, mungkin karena tak tau harus berkata apalagi kepadaku. “ aku enggak mau temui kakak lagi”jawabku sambil menghela napas. “ayolah, kasihan Ary duduk sendirian disana. Dia lagi tungguin kamu tu”Eren mencoba berkata lagi kepadaku. Kemudian dengan langkah terkekang aku mencoba menghampiri kakak.
“ada apa kak? mengapa menyuruhku kesini?”tanyaku gugup. “siapa yang suruh, aku enggak tu”ejeknya. “huhhh,, kakak nyebelin. kenapa kemarin enggak pernah kasih kabar buat aku? Kakak jahat..”keluhku. “udah tau kenapa bilang”jawabnya menyindirku. Dia memang selalu begitu sama aku, terlalu cuek tak tau apa yang dipikirkannya. Kakak… Dia itu orang paling beda yang pernah aku kenal selama ini. Dia baik banget, tapi cueknya tingkat tinggi sampai kadang aku benci sama dia. Huhhft,,,, tapi yang paling aku seneng, dia itu perhatian banget. Pokoknya dia itu spesial banget lah buat aku.
“kak,, aku tu tanya bener, kenapa jawabnya gitu”tanyaku lagi dengan suara keras mungkin karena sudah terlalu kesal sama kakak. “ada lah… rewel banget kamu”ucapnya sambil senyum. Dia tu kebiasaan banget bilang aku rewel. Padahal aku fikir aku tu pendiem banget. Aku mencoba menghela nafas panjang penuh kesabaran. “aku pingin pukul kakak, aku udah benci banget tau gag sama kakak tu”ancamku kepadanya. “ya situ, aku gag takut wee….”ledeknya menghiraukanku. “oke,,, “ jawabku sambil menghampirinya dan mencoba memukulnya. “percuma saja kamu pukul aku, toh kamu malah yang sakit. Pukulanmu tu engak terasa”himbaunya. Dengan muka cemberut aku pun kembali ke tempat dudukku.
“nah, gitu dong kan kelihatan akrab.hehehe….”suara Eren mengagetkanku. Aku kembali terdiam karena tak tahu harus berkata apa. Aku dengar Eren dengan kakak bercerita entah hal apa. Aku coba tak mendengarkannya, karena aku takut dimarahin kakak. Katanya aku gag boleh ikut-ikutan. Jahat banget kan dia? Hm,,, memang dia jahat sama aku, mungkin karena aku selalu bikin ulah sampai dia sering benci sama aku . Ya sudahlah biarkan saja yang penting kakak seneng, aku juga seneng kok.
“aku mau pulang dulu ya. Katanya kalian mau main”kata kakak mengagetkanku. Aku cemberut lagi, aku masih pingin sama dia malah buru-buru pulang. “ ya sana pulang” jawabku kesal. ”kamu liat sendiri kan ren, Rani tu selalu bkin aku benci. Sering banget ngusir kalau aku udah main”kesalnya membalasku. Dan aku hanya bisa cemberut, Eren pun hanya menjawabnya dengan senyum. Aku lihat kakak berpamitan kepada Eren dan dia menghampiriku juga. Sebenarnya belum mengharap dia berpamitan kepadaku. Tapi harus bagaimana lagi, aku tak mungkin mencegahnya. Dengan penuh keberatan, aku melepaskan dia untuk pulang . Dan tinggalah aku bersama Eren.
Aku dan Eren bersiap-siap untuk main ke rumah saudara. Seusai sampai, kita bermain bersama sampai waktu malam tiba menjelang. Karena terasa letih, aku dan Eren mencoba memejamkan mata. Tapi mengapa tak bisa? Mungkin karena terlalu dingin, mungkin juga karena teringat kakak. Di balik selimut tebal yang menghangatkanku, aku sungguh teringat dia. Aku kangen kakak. Kakak,,, aku pingin pulang biar bisa ketemu lagi. Karena teringat aku menjadi tak tertahankan lagi untuk menangis. Sungguh sangat melelahkan dan memilukan kisah kita, hingga kita terlelap begitu pulas.
MATAHARI DI SORE HARI YANG MENYEJUKKAN
Hati yang suci sungguh telah menghilang
Terbenam bersama matahari yang indah di kala itu
Aku mencoba merasakan kesejukan dalam jiwa
Dalam hati tak begitu indah
Karena memang sangat memilukan
Tapi ku coba tak larut dalam kesedihan
Bersama di dekatnya,,,
Dan tak pernah kurasakan
Karena memang berbeda
Raganya tak mampu larut dalam hatiku
Pagi hari yang cerah , di balik tirai jendela tercecah sinar sunyi dan terhembus angin sejuk. Tertiup suara rintihan bunyi gelitik dan terdengar kicauan burung memberi seuntai harapan untuk bersamanya. Di sebuah kamar yang tak sesunyi malam itu , aku terbangun karena teringat kakak. Dan aku segera bergegas untuk mengucapkan selamat pagi untuknya.
“hallo,, kakak…. ayo bangun. Udah siang tu”aku mencoba berkata padanya dalam telepon. “hm…..”jawabnya letih. Aku mengerti kalau dia baru saja bangun dari tidurnya, mungkin karena terlalu lelah. “kak, kita ketemu hari ini. Kakak kesini… ya kak?”ucapku berusaha membangunkannya. “ha? Mau apa? Aku baru bangun. Nanti saja!”jawabnya kaget. “hm,,, ga mau.mesti sekarang! Kak, ayo kesini… aku sendirian, aku takut..”manjaku membujuknya biar kakak mau temenin aku. “ya…ya… aku mandi dulu. Nanti aku kesitu”jawabnya sedikit kesal. “ye,,, asyik. Aku tunggu kak… mandinya buruan ya”teriakku senang. “iya.. kamu tunggu saja di bawah”jawabnya menegaskan. “sipp kak,,,bye. Sampai ketemu nanti”ujarku untuk segera menutup teleponku. “bye”sambungnya.
Terdengar bunyi sepeda motor di depan rumah. Aku bergegas turun membuka pintu seraya menyambut kakak. Ku untai senyum hangat untuknya. Dan dia pun membalas senyumku. Wah….sungguh indah. Dia pun menghampiriku. kita berdua duduk bersama di kursi bambu panjang itu. Aku sungguh masih teringat saat-saat indah bersamanya. Duduk disampingnya sangat membuatku tenang. “kak,,, ayo main…”bujukku kepadanya sambil menendangnya berkali-kali. “ mau main kemana?”jawabnya tak bersemangat seraya melototiku.”hmmm,,, pokoknya main”ku coba berkata lagi biar dia kesal. “iya,, tapi kemana?”kesalnya. “ke pantai mau enggak? Kalau enggak kita ke bukit. Terserah kakak saja yang penting kita main. Aku bosen di kamar terus. Ayo kak,,,”jawabku. “ya,,, ayo…”jawabnya memberontakku. Dengan senang hati, aku bergegas ke kamar mengambil tas kesukaanku yang berwarna kuning itu. Dan tak lupa juga untuk membawa sweater coklat karena takut kedinginan di jalan.
“aku udah siap kak. Ayo berangkat… kita ke bukit kan?”ucapku seraya mendekati kakak yang sedang menyalakan sepeda motornya. Kita melaju pelan, merasakan keindahan alam sepanjang jalan yang kita lewati. Sesampai disana, kita pergi shalat bersamatapi tak lama kemudian kami pun pulang. Dengan penuh penyesalan, kita pulang dengan muka yang tak senang. Rasanya tak ada harganya kita tertatih-tatih pergi ke bukit itu. Tak ada yang indah di bukit sana. tapi lupakan sajalah…
Di sepanjang jalan pulang entah ingin kemana kita akan pergi,terbesit gurau dalam angan tapi tak pernah terbalaskan. “kakak…. kita kepantai saja. Mau kan kak?”ajakku kepadanya untuk tak membuatnya kecewa.”kita main-main saja ya.. enggak usah ke pantai, udah terlalu sore”jawabnya sedikit menghiburku. “iya kak”ku untai kata dalam senyum untuknya agar hati merasa senang.
“kak,, kita mau kemana? Kita disini saja”kataku tak mau meninggalkan tempat secantik itu. Desa yang indah, walau terasa asing tak mengapa karena hati terlalu senang. “lihat saja nanti”jawabnya membuatku penasaran. Tibalah kita di suatu tempat dan aku tercengang melihat ke segala penjuru arah. Dalam benak ingin bertanya aku berada dimana, namun hati tak mampu mengungkapkannya. Ku ikuti langkah kakak yang berjalan naik dan tibalah kita di sebuah undakan yang cukup tinggi. Aku berdiri seraya terkagum-kagum karena terpesona melihat alam yang begitu indah. Banyak pohon rindang disana, dan terlihat sungai yang terseok-seok. Sungguh cantik, berada di tempat itu bersama orang yang kita sayang dan tak mungkin akan menyesal. Tak pernah bisa kulupakan saat indah bersamanya. Kakak… terima kasih tlah memberiku kenangan yang indah dan aku harap akhir nanti kita tak akan melupakan satu sama lain.
Kita beranjak untuk naik lagi. Jalan berundak-undak kami tempuh dengan letih. Huhh,,, rasanya aku tak ada tenaga lagi untuk menaikinya. “hmmm,,,, capek”keluhku. “sini kakak bantu naik”balasnya seraya memegang tanganku untuk membantukku naik ke bukit itu. “wuahhh,,,, bagus banget. Ini dimana kak?”kataku terkagum-kagum. “ini bukit karst”balasnya cuek.
“kakak kapan kesini?”tanyaku lagi. “kemarin.. coba lihat sunset itu. wah bagusnya. Aku foto ah”ucapnya “wah,,,, bagus banget kak…”balasku sambil melihat matahari yang begitu merona karena nampak kemerah-merahan. “kak,kalau fotonya ada aku pasti lebih bagus ,hehehe”usilku meledeknya. “gag boleh”tegasnya. “hm… gitu kan. Jahat banget sama aku”jawabku kesal.
Terlontar rasa dalam hati tuk berfikir sejenak. Melepaskan kerinduan dengannya, karena sudah lama tak bersamanya. Hatiku bak pelita kegelapan dalam sang surya yang sedang bersinar cerah ceria. Canda dan tawa tak terlihat sedikitpun saat itu, hanya ada rasa haru yang terperikan. Tak mengerti apa yang sedang dia rasakan. Rahasia itu telah terkelabuhi oleh hati dan hanya tersimpan dalam angan belaka. Jika tak ada tanda tak mengapa, hanya yang ku harapkan akan tersimpan dalam memori hati selamanya. Saat-saat bersamamu tak akan pernah terhapuskan dan akan ku bawa dalam kehidupan mendatang.
Hujan Mengingatkan Memori Yang Penuh Kenangan
Tercucur rintikan hujan
Membasahi jiwa dalam sebuah cerita
Teringat akan masa indah bersamanya
Khayalku sungguh jauh dalam angan
Akankah terulang kembali?
Harapanku takan pernah sirna
Ku yakin semua akan berakhir indah
Walaupun terasa sulit
Akan ku jalani semua ini
Demi hatiku,,,
Dan juga demi hatimu
Tertegun ku memandang tetes air yang telah membasahi relung hati.terusik alunan puisi yang terdengar dalam bias suara membuat hatiku terkubur dalam kesedihan karena terlalu rindu saat bersamanya. Aku terasa lelah untuk memikirkan hatinya yang begitu berubah kepadaku.
Aku tak pernah ingin memikirkanmu. Untuk apa semua itu ku lakukan? Apakah dengan memikirkanmu kau akan seperti dulu lagi? Bukankah kau telah berubah? Aku mengerti semua itu, jangan kau katakan lagi kepadaku. Aku mengapa tak bisa membedakan rasa cinta atau benci kepadamu? Dan tentang hatimu aku tak pernah mengerti. Apa yang sebenarnya kau rasakan kepadaku?
Kakak,, andai kau mengerti aku sedang memikirkanmu. Apakah kau disana juga memikirkanku? Apa kakak ingat saat bersamaku? Aku pingin main lagi sama kakak….
Aku kangen kakak…………..
Aku tak mengerti yang sedang kau fikirkan dan kau rasakan kepadaku. Kak, mengapa tak pernah berkata sedikitpun untukku? Apa tak ada yang perlu kau katakan kepadaku? Kak, sebenarnya aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu, tapi aku yakin kau tak mau mendegarkannya. Kakak, kau pergi kemana? Kapan kau kembali? Jika kau melupakanku, aku bagaimana? Aku sungguh takut kakak lupain aku. Kak, jangan pernah lupain aku.
Kak, masihkah kau ingat tentangku? Bukannya aku adikmu yang paling kau benci? mengapa kau tak ingat itu? mengapa kau melupakan aku begitu cepat? Apa kakak tak rindu kepadaku yang hanya bisa membuat kakak marah dan sedih? Mengapa tak ingat sedikitpun kepadaku? Padahal aku selalu merindukanmu. Kak, kalau benar ada kehidupan mendatang bukannya kau ingin menjadi matahari? Apa kau masih ingat aku ingin menjadi apa? Kak, aku ingin jadi bintang hatimu. Kala malam datang saat kau tertidur lelap, aku yang akan menjagamu. Aku pun berharap kau akan menjagaku ketika aku terlelap di siang hari. Sinarmu yang akan menghangatkanku. Kak, aku benar masih ingat semua tentangmu tapi mengapa kau melupakanku? Kak, aku ingin kau selalu bersamaku dan menjagaku. Bukan karena aku tak bisa hidup tanpa kamu kak, tapi karena aku sayang kamu..
Kak, aku pingin lihat bintang lagi bareng lagi. Pakai sweater kakak kalau aku dingin. Aku kangen semua itu. kakak, dulu sering banget ucapin selamat malam sebelum aku tidur. Setelah kita main bersama, pasti juga tanyain aku bagaimana. Aku seneng kakak khawatirin aku. Aku kangen kamu yang dulu kak….
Kak, masih ingat juga kalau kita sering pergi jalan-jalan malam sampi nunggu pagi? Kak, kapan kita bisa bersama lagi. Walaupun tak tentu arah, tapi hatiku selalu ada denganmu. Aku tak pernah berharap hatimu untukku, tapi selalu berharap hatimu selalu denganku. Kak, bukankah kau tak pernah bisa melihatku menangis. Kak, aku mengerti semua hatimu. Kamu khawatirin aku? Tapi mengapa sekarang tak pernah lagi. Kenapa tak ada kabar? Kak, bukannya dulu kalau kamu sering kasih sweatermu buat aku? Kakak rela hujan-hujanan tanpa sweater karena khawatir kepadaku. Kak, masih ingatkah tentang itu, apa kau melupakannya? Kak.. Aku harap kau selalu mengingatnya,walaupun terasa sakit juga kenapa? Demi hatiku apa kau ingin mengingatnya?
Kak, masih ingatkah jika aku selalu memaksa kakak untuk mengerjakan tugasku karena aku selalu berkata tak bisa? karena ingin bersamamu aku menjadi berkata bohong. Kakak,,,,, maaf… maafkan aku… Dulu kenapa kakak tak pernah berani memarahiku. Apa karena kau takut membuatku sedih hingga aku menangis? Kak, kau selalu bisa menghiburku ketika aku sedih. Aku pingin ketemu kakak lagi. Aku pingin lihat senyum kakak. Apa kau tak ingin bertemu denganku? Aku sekarang tak mengerti hatimu dan perasaanmu, mengapa kau tak memberitahukannya kepadaku? Kak,, aku sayang kakak……….
Lihatlah aku, merongrong hidupku sendiri
untuk mengidupkan waktu
sulitnya melupa kenangan tentang dulu
sungguh tak dapat terelakan lagi
lihat aku, jerit seorang adik yang menyayangi kakaknya
melindungi kenangan, hanya demi sesosok bayangan
yang mungkin tak jelas asalnya
menyalakan lilin kecil, dalam kobaran api di sudut hati
aku, akulah yang lalai, yang nanar, yang santai, yang lari, yang diam, dan aku jua yang tersentuh oleh angin
zaman membesarkanku, waktu memujaku dengan keterbatasan
masa melupakanku, dengan wajah tak bermaaf bengis, jelek, rapuh, itulah sifatku
hati ini ragu atas rasaku sendiri
tapi akankah aku, merindukan kenangan lagi, meratapi hidup…
berartikah sayangku?
Bermaknalah pengorbananku?
Sesaat aku termenung, memikirkan semua itu
Tetap, aku tak tahu
Kak, kapan kita main ke pantai lagi?
Aku pingin kita pergi ke pantai bareng kayak dulu waktu tahun baru. Kak, aku beruntung banget udah bisa kenal kakak, bisa rasain jadi adiknya kakak. Bisa buka lembaran tahun baru sama kakak. kau ingatkah tentang itu?
Dulu kita sungguh seperti kakak adik. Begitu akrabnya mungkin membuat semua orang iri.
Kakak, kau boleh membenciku tapi aku mohon jangan pernah menjauhiku karena akan terasa sakit. Aku sungguh sakit. Kak,
Kau boleh membenciku, tapi aku harap kau takan pernah melupakanku yang selalu membuatmu sakit dan sedih. Jangan pernah melupakan semua kenangan tentang kita walaupun itu sungguh pahit.
Terbayang lagi, akan sikapmu
Teringat selalu,
Bayang manis senyummu
Hampir ku tak mengenalimu
Dari mimpi yang selimuti tidurku
Saat ini, aku bermimpi
Nanti, aku berkhayal
Esok, aku terbayang engkau
Karena sayangku yang begitu dalam padamu
Wajahmu, bebaskanku dari keterpurukan
Ragamu, lepaskanku dari kepenatan
Waktu bersamamu, besar hiburmu dari kesedihan
Kakak, mengapa kau menyakitiku? Aku mengerti semua tentangmu. Kau tak pernah bisa membuat orang menderita dan merasa sakit. Mengapa sekarang berubah? Kau siapa? Kau bukan kakak yang dulu aku kenal bukan? Kakakku tak mungkin sejahat itu. tak mungkin tega melakukan itu semua.
Dear, kakak..
Kak, aku tak tahu harus berkata apalagi. Aku hanya ingin berkata kalau aku,, aku sungguh rindu padamu. Aku ingin bersamamu, kak. Beri aku kesempatan untuk bersama lagi, aku ingin mengatakan sesuatu padamu. Aku harap kakak mengerti perasaanku. Hatiku sakit karena kakak jauh dariku.
Kak,,,,,,,,, aku tak bisa melupakanmu. Percayalah semua akan baik asalkan kau berada disini. Jika tak ada dirimu disampingku lalu apalah artinya hidup ini? Karena ada dirimu, hatiku menjadi tak tersakiti. Aku harap kita akan bersama lagi seperti yang dulu.
Aku kangen kakak………..
Tinggalkan komentar
Comments 0