Penyebab Jumlah Kelulusan yang Tidak Merata dan Upaya yang Dapat Ditempuh
- Jumlah kelulusan UAN menurut saya sangat ditentukan oleh keseimbangan antara sistem pendidikan nasional yang diterapkan dengan mutu/kualitas pendidikan di Indonesia yang diberikan. Dalam kenyataan di Indonesia, jumlah kelulusan itu sendiri tidak merata tiap daerahnya. Sebenarnya banyak faktor penyebab terjadinya ketidak merataan jumlah kelulusan agar nantinya dijadikan benah dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia. faktor tersebut antara lain:
- Tidak meratanya sarana pembelajaran di tiap daerah. Di Indonesia terjadi kesenjangan sarana pembelajaran, misalnya sarana pembelajaran di desa-desa terpencil sangat kurang memadai/kurang mendukung pembelajaran sehingga kewalahan dalam mengikuti sisdiknas yang diselenggarakan pemerintah. Sedangkan di kota-kota besar sangat canggih dalam sarana pembelajaran, karena didukung teknologi yang sangat luar biasa justru membuat siswa semakin mengalihkan diri/terlalu asyik dengan dunia teknologinya dan membuat siswa kurang semangat dalam belajarnya. Teknologi canggih sebenarnya sangat bagus untuk pembelajaran, tetapi kadang siswa melupakan itu dan menyelewengkan fungsi dari teknologi canggih tersebut untuk hal/manfaat yang kurang baik.
- Rendahnya kualitas guru dalam mendidik siswanya. Guru yang tidak profesional dalam mengajar, membuat siswa susah memahami/menyerap pembelajaran yang disampaikan. Ada kemungkinan faktor tersebut dipengaruhi oleh tingkat kesejahteraan guru yang rendah sehingga menyebabkan guru bermalas-malasan/kurang greget dalam mengajar.
- Prestasi siswa rendah. Faktor yang menyebabkan siswa tidak berprestasi, mungkin karena kurang motivasi dalam belajar (yang seharusnya diberikan oleh guru, orang tua) serta pemerintah kurang mendukung kualitas pendidikan. Selain itu, bagaimana sikap siswa sendirilah yang menentukan prestasinya.
- Mahalnya biaya pendidikan di Indonesia. walaupun pemerintah telah berusaha meringankan biaya pendidikan, tetapi dirasa masih kurang. Hal ini bisa dilihat dari pemerataan pendidikan yang ada. Orang miskin sangat jarang untuk bisa mengambil kesempatan dalam bidang pendidikan dikarenakan biaya pendidikan itu sendiri.
- Relevansi pendidikan dengan kebutuhan. Siswa belajar dengan menempuh sekolah, agar nantinya dapat bekerja dengan baik dan dapat hidup lebih sejahtera. Namun, pendidikan yang ada selama ini saya kira hanya dijadikan sebagai kedok/formalitas belaka. Yang seharusnya kurikulum dirancang untuk mendukung kebutuhan masyarakat dalam hidupnya, justru malah dijadikan permainan yang tidak ada hentinya. Kurikulum berubah-ubah menjadikan guru dan siswa kewalahan ketika mengikuti proses pembelajaran. Yang ada, menjadi semakin malas untuk belajar karena hanya akan menambah beban saja. Hal ini juga terlihat ketika adanya “Money change”. Dengan uang apapun bisa dilakukan. Padahal siswa dididik untuk bekerja secara profesional, tetapi yang ada hal ini akan semakin menambah kebodohan dan hanya berorientasi kepada uang. Siswa tidak dapat disalahkan sepenuhnya karena tidak lulus ujian. Karena yang harus dibenahi sebenarnya adalah sisdiknas yang diselenggarakan pemerintah itu sendiri. pemerintah seharusnya dapat melihat bagaimana kondisi/keadaan sekolah yang ada di Indonesia. Sisdiknas yang hendak diterapkan harus diseimbangkan dengan kualitas/mutu pendidikan yang diberikan. Ujian Nasional tidak salah, tapi yang perlu diperhatikan agar ujian dapat terlaksana dengan baik sehingga mendapatkan kemerataan tingkat kelulusannya adalah kualitas lembaga pendidikan yang tidak merata. Padahal UAN diselenggarakan merata, ini menimbulkan ketidakadilan bagi pihak yang tidak mendapatkan mutu/kualitas pendidikan dengan baik. Nah, untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, pemerintah dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Pemerataan kesempatan pendidikan untuk tiap-tiap daerah di Indonesia.
b. Meningkatkan mutu/kualitas guru, dosen (pengajar).
c. Menyesuaikan kurikulum dengan tingkat kebutuhan masyarakat.
d. Meningkatkan infrastruktur/sarana pembelajaran yang memadai ke segala penjuru daerah secara merata.
e. meningkatkan anggaran pendidikan agar mengurangi biaya pendidikan yang mahal dengan memantaunya dengan baik agar biaya tidak diselewengkan oleh pihak siapapun.
Tinggalkan komentar
Comments 0